Kabar-kabar berhembus hingga ke kalangan masyarakat mengenai pejabat, politisi dan para penguasa elite Indonesia yang terlibat dalam pusaran pebisnis tes PCR. Hal ini diketahui setelah terdapat para politikus pun turut terlibat dalam jaringan bisnis PCR.
Salah satunya Lusyani Suwandi yang berasal dari kader Partai NasDem. Lusyani menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan Halmahera.
Tidak tanya sebagai pemegang saham, mantan calon legislator Pemilihan Umum 2019 dari daerah pemilihan Bangka Belitung ini juga merangkap menjadi Direktur PT Halmahera Sarana Indonesia yang mengendalikan Halmahera Laboratorium di Cilincing, Jakarta Utara.
Melalui bisnis tes PCRnya ini, ia mengaku mencari keuntungan agar bisnis tetap berjalan. Ia juga beranggapan mengenai harga tes PCR yang diturunkan. Menurutnya bisa berpotensi perusahaan merugi.
Selanjutnya, yang menyusul masuk ke pusaran bisnis tes PCR ini adalah PT Intibios Lab & Klinik. Dalam situs resminya tertulis bahwa mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita sebagai pendiri perusahaan tersebut.
Direktur Utama Inti Bios Rio Abdurrahman Podungge mengatakan perusahaannya pertama kali dibuat oleh para dokter. Ia juga berkomentar bahwa Enggartiasto hanya menyarankan untuk membuka cabang laboratorium dan klinik tes PCR di berbagai daerah.
Namun, ternyata Enggartiasto tidak menjawab alasan memilih terlibat di dunia bisnis tes PCR. Ia hanya mengirimkan sebuah siaran pers mengenai kesiapan Intibios dalam penetapan harga baru tes PCR.
Selain itu, pengusaha bernama Jack Budiman yang turut menjadi pemegang saham dalam perusahaan bisnis tes PCR PT Budiman Maju Megah Farmasi atau yang disebut dengan PT Bumame. Pada akta pendirian perusahaan tersebut tercantum nama Jack Budiman sebagai pemegang saham mayoritas.
Nama Jack Budiman sendiri merupakan seorang pengusaha yang namanya pernah disebut dalam kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) pada 2012 lalu. PT Bumame sendiri telah berdiri sejak tahun 2020. Perusahaan tersebut yang mengoperasikan jaringan laboratorium tes PCR.
Melalui Direktur utama Bumame Farmasi, James Wihardja mengatakan layanan yang berasal dari perusahaan digunakan untuk mempermudah masyarakat dalam hal melayani tes PCR.
Sebagaimana dengan politikus, para pejabat juga diduga saham milik beberapa pejabat negara terlibat di salah satu perusahaan PCR di Indonesia, yakni Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab).
Bukti adanya 242 lembar saham atau setara dengan Rp242 juta dipegang oleh dua perusahaan yang telah terafiliasi dari Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) dengan perusahaan milik salah satu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Dua perusahaan yang telah terafiliasi milik Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, yaitu PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi.
Di sisi lain, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) sendiri merupakan sebuah unit bisnis yang berada di bawah naungan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Kini perusahaan tes PCR tersebut telah memiliki lima cabang yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Adapun PT Adaro Energy Tbk milik Garibaldi Thohir juga kabarnya tergabung dalam lingkaran pebisnis yang meraup keuntungan dari tes PCR. Perusahaan milik kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir ini diduga bisa meraup hingga 6,18 persen saham GSI Lab.
Eksekutif Yayasan Adaro, Okty Damayanti juga menyebutkan kerjasamanya dengan sejumlah yayasan dan perusahaan tes PCR ini bertujuan untuk menyediakan tes PCR yang terjangkau. Garibaldi Thohir mengatakan bahwa pihaknya enggan berniat untuk mencari keuntungan dan hanya ingin membantu masyarakat mempermudah tes PCR.
Perlu diketahui, Garibaldi Thohir atau yang dipanggil dengan Boy ini merupakan presiden direktur dari Adaro. Dikabarkan perusahaannya ini sudah aktif berkecimpung dalam menangani pandemi ini sejak awal Covid-19 melanda Indonesia, tepatnya Maret 2020 lalu.
Discussion about this post